Urusan rokok rendah tar dan nikotin (low tar nicotine/LTN), Sampoerna memang jagonya di Indonesia. Lewat Brand
A Mild, perusahaan yang kini dikendalikan Phillip Morris itu menjadi
market leader di kelas ini. Tak dimungkiri, kreasinya di sentuhan citarasa dan kemasan telah menghipnotis jutaan
smoker. Bahkan, begitu hebatnya pencitraan produk ini, sampai-sampai pengekor bermunculan. Bentoel lewat Starmild-nya, dan Nojorono Tobbaco Indonesia (NTI) melahirkan Class Mild.
Sampoerna bukannya tak sadar dengan ulah para kompetitor itu. Tak mau pangsa pasarnya terus digerus, inovasi demi inovasi terus dilakukan. Salah satunya menciptakan kemasan isi 12. Terbukti, inovasi itu luar biasa manjur.
A Mild 12 terlihat merajalela di sudut-sudut negeri ini. Rata-rata tersimpan di saku para remaja ato ABG. Celakanya, kompetitor tak mau menyerah begitu saja. Lahirlah pula kemasan yang sama.
Class Mild tanpa malu juga mengeluarkan edisi
Class Mild 12. Mengandalkan harga yang lebih miring, rokok yang berbasis di Kudus, Jateng, ini optimistis menjaring konsumen setia. Faktanya, sedikit banyak pasar
A Mild, lagi-lagi terkikis.
Sadar bahwa kompetisi tak lagi kelas teri, tapi sudah kelas kakap, Sampoerna mengeluarkan jurus sakti. Lahirlah
U Mild. Ini sebenarnya
corporate strategy saja.
U Mild menjadi rokok rendah tar dan nikotin kelas 2 di bawah
A Mild. Tujuannya untuk menghadang para pecandu asap menjatuhkan pilihannya pada
Class Mild or
Starmild. Logikanya, kalo mereka yang selama ini pilih dua merek itu, lantas beralih ke
U Mild, duit akan tetap mengalir ke Phillip Moris kan..?
Strategi ini sebenarnya mirip gaya Jawa Pos yang melahirkan Radar Surabaya. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya buat apa sih Jawa Pos melahirkan koran yang mirip dengannya? Toh, dia tetap
market leader di Surabaya dan Indonesia Timur. Konon, di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, yang jadi wilayah pemasaran utama, oplah koran milik Dahlan Iskan ini bisa tembus 150 ribu eksemplar. Lantas buat apa Radar? Usut punya usut, selain karena faktor internal (memberi tempat berkreasi orang-orang Jawa Pos yang mulai lapuk alias tak terpakai), juga untuk menghadang koran Surya yang begitu agresif merebut pembaca. Jadi,
A Mild seperti Jawa Pos dan
U Mild seperti Radar Surabaya.
Tapi, Sampoerna tampaknya tak cukup dengan inovasi konvesional itu. Dibuatlah sebuah terobosan yang spektakuler, sebuah revolusi produk. Lahirlah Avolution. Rokok rendah tar dan nikotin ini benar-benar wajah baru dalam dunia rokok Indonesia. Kemasannya cozy banget. Kotak, kecil, panjang. Diameter batang sekitar 5,41 mm dan panjang 100 mm. Kalo susah menggambarkannya, rokok ini seperti Capri ato Esse.
Ini memang revolusi Sampoerna di kelas premium. Menurut Managing Director PT HM Sampoerna Angky Camaro, segmen premium memang masih sedikit pesaingnya. Avolution menthol. Sebenarnya gak ada bedanya kok dengan
A Mild. Rasa dan tarikannya juga sama. Menghisap Avolution memang menang di gaya. Tapi tidak di kantong. dan rokok ini sangat-sangat merugikan.
Betapa tidak, meski isi 16 tapi tak sampai setengah hari sudah ludes, jadi abu. Dalam hitunganku, sebatang Avolution tak sampai 10 menit. cepet banget ngilangin 15.000 rupiah. Satu lagi, rokok ini juga tak mantab untuk disedot usai kita makan, terutama yang berasa pedas. Terlalu ringan bro. So, kalo kamu perokok beneran dan pecinta
A Mild, mending tetaplah pada seleramu. Tapi kalo sesekali ingin gaya, nggak ada salahnya nyoba Avolution.
jika anda ingin memesan nya bisa juga di sini hubungi 087834163936 Rp. 16.000
khusus wonosobo